Luas keseluruhan 17.815.420 km
Daratan 11,8%
Luas keseluruhan 30.343.578 km
Daratan 20,0%
Luas keseluruhan 24.680.331 km
Daratan 16,3%
Luas keseluruhan 12.093.599 km
Daratan 9,6%
Luas keseluruhan 45.035.492 km
Daratan 29,4%
Luas keseluruhan 7.687.120 km
Daratan 5,2%
Luas keseluruhan 9.908.600 km
Daratan 6,5%
Jumat, 28 September 2012
Kamis, 27 September 2012
Lembaga Penenerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN (Lembaga Penenerbangan dan Antariksa Nasional) adalah lembaga pemerintah non departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan serta pemanfaatannya.
Kronologi Pembentukan LAPAN
Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).
Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya.
Tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.
Penyempurnaan organisasi LAPAN melalui :
Lingkup Kegiatan
Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).
Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya.
Tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.
Penyempurnaan organisasi LAPAN melalui :
- Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974,
- Keppres Nomor 33 Tahun 1988,
- Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994,
- Keppres Nomor 132 Tahun 1998,
- Keppres Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali yang terakhir dengan Keppres Nomor 62 Tahun 2001,
- Keppres Nomor 178 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah beberapa kali yang terakhir dengan Keppres 60 Tahun 2001,
- Keppres Nomor 103 Tahun 2001.
Lingkup Kegiatan
- Pengembangan teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh.
- Pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa.
- Pengembangan teknologi dirgantara.
- Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.
Rabu, 26 September 2012
Stasiun Luar Angkasa
Statiun luar angkasa adalah struktur buatan yang dirancang untuk manusia untuk dapat tetap hidup di luar angkasa untuk periode mingguan, bulanan, dan bahkan tahunan. Beberapa statiun luar angkasa yang kita kenal diantaranya adalah :
SALYUT 1
Salyut 1 adalah statiun luar angkasa milik Uni soviet yang merupakan statiun luar angkasa buatan manusia yang pertama. Salyut 1 diluncurkan pada 19 April 1971. Statiun luar angkasa ini mempunyai panjang 15,8m dan diameter maksimum 4,15m sementara volume yang dapat dimukimi adalah 90m kubik. Berat saat peluncuran sekitar 18,9 ton. Salyut 1 memasuki atmosfer bumi kembali pada 11 Oktober 1971
MIR
MIR berarti dunia atau damai dalam bahasa Rusia.Adalah Sebuah statiun luar angkasa Uni Soviet yang telah menuai berbagai keberhasilan selama dioperasikan. Mir kemudian menjadi tinggal permanen jangka panjang bagi para astronot atau kosmonot yang tengah menjalankan misi penyelidikan dan penelitian di angkasa.
Mir dipasang di orbit secara bertahap, diluncurkan secara terpisah satu per satu sejak tanggal 19 Februari 1986 sampai tahun 1996, kemudian disambungkan dan disatukan hingga membentuk stasiun luar angkasa.
ISS
ISS (International Space Station - stasiun luar angkasa international)
adalah sebuah gabungan stasiun luar angkasa dari berbagai negara, terutama Mir2 Rusia, Stasiun luar angkasa Freedom Amerika Serikat dan fasilitas orbital colombus eropa. Stasiun luar angkasa internasional tersebut digunakan sebagai tempat tinggal permanen bagi astronot atau kosmonot selama menjalankan misi luar angkasa.
SALYUT 1
Salyut 1 adalah statiun luar angkasa milik Uni soviet yang merupakan statiun luar angkasa buatan manusia yang pertama. Salyut 1 diluncurkan pada 19 April 1971. Statiun luar angkasa ini mempunyai panjang 15,8m dan diameter maksimum 4,15m sementara volume yang dapat dimukimi adalah 90m kubik. Berat saat peluncuran sekitar 18,9 ton. Salyut 1 memasuki atmosfer bumi kembali pada 11 Oktober 1971
MIR
MIR berarti dunia atau damai dalam bahasa Rusia.Adalah Sebuah statiun luar angkasa Uni Soviet yang telah menuai berbagai keberhasilan selama dioperasikan. Mir kemudian menjadi tinggal permanen jangka panjang bagi para astronot atau kosmonot yang tengah menjalankan misi penyelidikan dan penelitian di angkasa.
Mir dipasang di orbit secara bertahap, diluncurkan secara terpisah satu per satu sejak tanggal 19 Februari 1986 sampai tahun 1996, kemudian disambungkan dan disatukan hingga membentuk stasiun luar angkasa.
ISS
ISS (International Space Station - stasiun luar angkasa international)
adalah sebuah gabungan stasiun luar angkasa dari berbagai negara, terutama Mir2 Rusia, Stasiun luar angkasa Freedom Amerika Serikat dan fasilitas orbital colombus eropa. Stasiun luar angkasa internasional tersebut digunakan sebagai tempat tinggal permanen bagi astronot atau kosmonot selama menjalankan misi luar angkasa.
ISS merupakan proyek gabungan dari 16 negara, yakni Amerika Serikat (NASA), Rusia (Russian Federal Space Agency), Jepang (JAXA-Japan Aerospace Exploration Agency), Kanada (CSA- Canadian Space Agency), Brazil (AEB - Agencia Espancial Brasileira - Brazilian Space Agency), dan 11 negara dari Uni Eropa (ESA- European Space Agency). ISS telah ditempati oleh paling tidak dua orang sejak tanggal 2 November 2000.
7 Alasan Wanita Perlu Berolahraga
Olah raga merupakan kegiatan yang sangan bermanfaat bagi siapa saja, tak terkecuali bagi wanita. Tujuh alasan yang menyebabkan wanita perlu berolahraga adalah:
Menjaga stanmina dan menghalau stress, kecemasan, dan depresi yang banyak menyerang wanita.
Membangun kekuatan tubuh dan mempertahankan keseimbangan serta memperbaiki postur tubuh.
Membantu menurunkan berat badan yang berlebihan.
Menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah tinggi, dan pembekuan darah.
Memperbaiki aliran darah ke kulit sehingga kulit akan segar.
Mengurangi resiko terjatuh dan patah tulang, terutama untuk kaum wanita yang sudah mengalami menopause.
Mencegah sakit pinggang.
Menjaga stanmina dan menghalau stress, kecemasan, dan depresi yang banyak menyerang wanita.
Membangun kekuatan tubuh dan mempertahankan keseimbangan serta memperbaiki postur tubuh.
Membantu menurunkan berat badan yang berlebihan.
Menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah tinggi, dan pembekuan darah.
Memperbaiki aliran darah ke kulit sehingga kulit akan segar.
Mengurangi resiko terjatuh dan patah tulang, terutama untuk kaum wanita yang sudah mengalami menopause.
Mencegah sakit pinggang.
Pramuka
Pramuka merupakan kependekan dari Praja Muda Karana.Makna kata Pramuka adalah rakyat muda yang suka berkarya.Pramuka juga merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain di dalam Pramuka adalah Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Lambang Pramuka adalah tunas kelapa.Lambang itu mempunyai arti cikal, tahan lama, tumbuh di mana-mana, tumbuhlurus, berakar kuat, dan serba guna, seperti ciri-ciri yang terdapat pada tunas kelapa. Pencetus lambang Pramuka adalah Sunaryo Admodipuro.
Lambang Pramuka adalah tunas kelapa.Lambang itu mempunyai arti cikal, tahan lama, tumbuh di mana-mana, tumbuhlurus, berakar kuat, dan serba guna, seperti ciri-ciri yang terdapat pada tunas kelapa. Pencetus lambang Pramuka adalah Sunaryo Admodipuro.
Selasa, 25 September 2012
Istana Negara Yogyakarta
Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
Dibangun pada tahun 1911
Istana Kepresidenan Yogyakarta terletak di ujung selatan jalan Akhmad
Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kotamadya Yogyakarta.
Kompleks Istana yang berada pada ketinggian 120 meter dpl. ini dibangun
di atas lahan seluas 43.585 M2. Terletak di pusat keramaian kota,
jantung kota Yogyakarta, menghadap ke timur berseberangan dengan Museum
Benteng Vredeburg, bekas benteng belanda.
Istana kepresidenan Yogyakarta dikenal juga dengan nama Gedung Agung
atau Gedung Negara. Penamaan itu berkaitan dengan salah satu fungsi
gedung utama istana, yaitu sebagai tempat penerimaan tamu-tamu agung.
Istana ini merupakan salah satu istana dari keempat istana kepresidenan
lainnya, yang memiliki peran amat penting dalam sejarah perjuangan
kemerdekaan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Secara umum, proses pengembangan bagian-bagian Istana Kepresidenan
Yogyakarta tidak banyak berubah, baik dari gedung induknya: Gedung
Agung, juga wisma -wismanya seperti Wisma Negara, Wisma Indraphrasta,
Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu, dan Wisma Saptapratala.
Selain keempat wisma tersebut, sejak 20 September 1995, kompleks Seni
Sono seluas 5.600 meter persegi yang terletak di sebelah selatan, yang
semula milik Departemen Penerangan, kini menjadi bagian dari Istana
Kepresidenan Yogyakarta. Cukup lumayan dilakukan penataan ulang terhadap
istana ini; contohnya Ruang Kesenian direnovasi, kursi-kursi dan lampu
hiasnya diganti. Dari segi perabot / perlengkapan tampak kesesuaian
antara fungsi kamar / ruang dengan perabotan / peralatan yang
mengisinya, bahkan termasuk benda - benda seni bernilai tinggi yang ada
di dalamnya.
Sejak didirikan dua abad yang lalu hingga kini, Gedung Induk kompleks
Istana Kepresidenan Yogyakarta tidak pernah berubah; bentuknya sama
seperti ketika selesai dibangun pada tahun 1869. Ruangan Induknya
disebut Ruang Garuda dan berfungsi sebagai ruang resmi penyambutan tamu
negara atau tamu agung yang lain. Di ruangan ini pulalah kabinet
Republik Indonesia dilantik tatkala ibu kota negara pindah ke
Yogyakarta. Pada dinding ruangan yang bersejarah ini tergantung
gambar-gambar pahlawan nasional, di antaranya adalah gambar Pangeran
Diponegoro, R.A. Kartini, Dokter Wahidin Soedirohusodo, dan Tengku Cik
Di Tiro.
Di sisi selatan Gedung Induk terdapat Ruangan Tidur Presiden beserta
keluarga, sedangkan di sisi utara terdapat kamar tidur yang disediakan
bagi Wakil Presiden beserta keluarga, dan bagi tamu negara atau tamu
agung yang lain beserta keluarga.
Di bagian depan kanan Gedung Induk terdapat ruangan yang diberi nama
Ruang Soerdiman untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman
dalam memimpin gerilya melawan Belanda. Di ruangan inilah dulu Panglima
Besar Soedirman mohon diri kepada Presiden Soekarno, untuk meninggalkan
kota dalam rangka memimpin perang gerilya melawan Belanda. Di bagian
kiri gedung utama terdapat ruangan yang diberi nama Ruang Diponegoro,
untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Dalam
ruangan ini tampak pula lukisan / foto beliau sedang berkuda.
Dari Ruang Garuda ke arah belakang terdapat ruangan besar yang lain,
yaitu Ruangan Jamuan Makan, tempat jamuan makan bagi tamu negara atau
tamu agung yang lain. Di belakang ruangan jamuan makan terdapat ruangan
luas, yang berfungsi sebagai Ruangan Pertunjukan Kesenian.
Masih tentang bangunan-bangunan yang ada di Istana Yoyakarta ini,
bangunan lain adalah Wisma Negara; wisma ini dibangun pada tahun 1980.
Wisma ini dimaksudkan untuk para menteri dan rombongan tamu negara.
Bangunan ini bertingkat dua dan mempunyai 19 kamar. Setiap kamarnya
dihiasi dengan lukisan serta benda seni lain yang sesuai dengan
fungsi-fungsi kamarnya, terutama untuk beristirahat.
Selain Wisma Negara, terdapat Wisma Indraphrasta. Wisma ini merupakan
wujud bangunan asli kantor Asisten Residen Belanda, penggagas bangunan
yang kini menjadi istana ini. Di kiri dan kanan belakang bangunan utama,
di dekat Ruang Kesenian, adalah Wisma Sawojajar dan Wisma Bumiretawu.
Wisma Sawojajar,di sebelah utara, disediakan bagi petugas atau rombongan
staf Presiden atau tamu negara, sedangkan Wisma Bumiretawu disediakan
bagi ajudan serta dokter pribadi Presiden atau ajudan dan dokter pribadi
tamu negara. Wisma Saptapratala terletak di sebelah selatan,
berseberangan dengan Wisma Bumiretawu . Wisma ini disediakan bagi
petugas-petugas dan para anggota rombongan presiden atau tamu negara.
Kompleks Seni Sono mulai dipugar tahun 1995 dan terdiri dari gedung
auditorium, gedung tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni, gedung
pameran dan perkantoran. Auditorium ini semula adalah gedung Seni Sono
yang dibangun pada tahun 1915 dan diperuntukkan sebagai tempat
pertunjukkan kesenian terpilih yang berkaitan dengan acara kenegaraan.
Gedung yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda
seni semula adalah bangunan kuno yang dibangun Belanda pada tahun 1911
dan terakhir digunakan sebagai kantor PWI / Antara. Bangunan yang
diperuntukkan gedung pameran dan perkantoran semula adalah bangunan
Kantor Departemen Penerangan.
Biasanya, Pintu Gerbang Utama Kompleks Istana Yogyakarta "dijaga" oleh
dua buah patung besar Dwarapala yang juga disebut Gupala, masing-masing
setinggi dua meter. Kedua patung ini berasal dari salah satu tempat di
sebelah selatan Candi Kalasan. Di halaman istana, di depan Gedung Induk,
tampak sebuah monumen yang terbuat dari batu andesit setinggi 3.5
meter; namanya Dagoba, yang berasal dari Desa Cupuwatu, di dekat Candi
Prambanan. Orang Yogyakarta menyebutnya Tugu Lilin karena Tampak seperti
lilin yang senantiasa menyala, melambangkan kerukunan beragama, yaitu
agama Hindu Ciwa dan agama Budha: agama Hindu Ciwa dilambangkan dengan
Lingga, yang menopang stupa sebagai lambang agama Budha.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Istana Tampaksiring
Tampaksiring, Bali
Dibangun pada tahun 1757
Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak
(yang bermakna 'telapak ') dan siring (yang bermakna 'miring'). Menurut
sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu
berasal dari bekas telapak kaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa.
Raja ini pandai dan sakti, tetapi bersifat angkara murka. Ia menganggap
dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Sebagai akibat dari
tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan balatentaranya
untuk menghacurkannya. Namun, Mayadenawa berlari masuk hutan. Agar para
pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak
kakinya. Dengan begitu ia berharap agar para pengejarnya tidak mengenali
bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu jejak
Mayadenawa.
Usaha Mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya.
Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil
menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para
pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptannya itu.
Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air
beracun tersebut. Air Penawar racun itu diberi nama Tirta Empul (yang
bermakna 'airsuci'). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa denagn
berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal
dengan nama Tampaksiring.
Menurut riwayatnya, disalah satu sudut kawasan Istana Tampaksiring,
menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan
peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Di atas lahan itulah sekarang
berdiri Wisma Merdeka , yaitu bagian dari Istana Tampaksiring yang
pertama kali dibangun.
Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas prakarsa Presiden I
Republik Indonesia, Soekarno, sehingga dapat dikatakan Istana
Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun
pada masa pemerintahan Indonesia.
Pembangunan istana dimulai taun 1957 hingga tahun 1960. Namun, dalam
rangka menyongsong kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV
(ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan pada tanggal 7-8 Oktober 2003,
Istana Tampaksiring menambahkan bangunan baru berikut fasilitas -
fasilitasnya, yaitu gedung untuk Konferensi dan untuk resepsi. Selain
itu, istana juga merenovasi Balai Wantilan sebagai gedung pagelaran
kesenian.
Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara bertahap. Arsiteknya
ialah R.M Soedarsono. Yang pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka
dan Wisma Yudhistira, yakni pada tahun 1957. Pembangunan berikutnya
dilaksanakan tahun 1958, dan semua bangunan selesai pada tahun 1963.
Selanjutnya, untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8 Oktober 2003,
Istana dibangun gedung baru untuk Konferensi beserta
fasilitas-fasilitasnya dan merenovasi Balai Wantilan. Kini Tampaksiring
juga memberikan kenyamanan kepada pengunjungnya (dalam rangka
kepariwisataan) dengan membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi
dengan Candi Bentar, Koro Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai
Bengongnya.
Sejak dirancangnya / direncanakan, pembangunan Istana Kepresidenan
Tampaksiring difungsikan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden
Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamu-tamu negara. Usai
pembangunan istana ini, yang pertama berkunjung dan bermalam di istana
adalah pemrakarsanya, yaitu Presiden Soekarno. Tamu Negara yang bertama
kali menginap di istana ini ialah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand,
yang berkunjung ke Indonesia bersama permaisurinya, Ratu Sirikit (pada
tahun 1957).
Menurut catatan, tamu-tamu negara yang pernah berkunjung ke Istana
Kepresidenan Tampaksiring, antara lain adalah Presiden Ne Win dari Birma
( sekarang Myanmar), Presiden Tito dari Yugoslavia, Presiden Ho Chi
Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri
Khruchev dari Uni Soviet, Ratu Juliana dari Negeri Belanda, dan Kaisar
Hirihito dari Jepang.
(Istana Kepresidenan RI , 2004, Sekretariat Presiden RI)
Istana Cipanas
Bogor, Jawa Barat
Dibangun pada tahun 1740
Istana cipanas mempunyai cerita lain lagi, seperti pesanggrahan di
Bogor, pembangunan gedung itu juga diprakarsai oleh van Imhoff. Tetapi
karena beaya yang tersedia tidak mencukupi, maka pembangunannya terhenti
ditengah jalan.Kurang diketahui oleh siapa, kapan dan bagaimana istana
itu diselesaikan. Yang diketahui hanyalah bahwa pembelian tanah
dilakukan pada tahun 1740.
(sumber:Istana Presiden Indonesia, penerbit: Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta-1979 )
Dari keenam istana Presiden, ternyata yang kurang dibekali dengan
kisah-kisah perjuangan bangsa Indonesia dari dulu sampai sekarang adalah
Istana Cipanas. Letaknya yang terpncil di daerah kaki gunung Gede itu
memang tidak memungkinkannya menjadi pusat kegiatan politik/pemerintahan
atau bahkan menjadi tempat tinggal yang tetap.
Waktu empat itu diketemukan van Imhoff, disebutkan bahwa jaraknya 24 pal
dari Buitenzorg. Dengan kereta kuda, jarak dai Batavia ke Buitenzorg
saja sudah memakan waktu setengah hari. Apalagi ke Cipanas yang letanya
lebih ke atas lagi, melewati daerah puncak. Dan kereta-api
Batavia-Buitenzorg baru mulai menjalankan dinasnya pada tahun 1864.
Sebelum itu orang bepergian dengan berkendaaan kuda atau kereta kuda.
Sejak mula, bangunan yang tidak megah dan sebagian besar terbuat dari
papan dan itu ditemukan mata air panas yang mengandung mineral.
Seperti pesanggrahan di Bogor, pembangunan gedung itu juga diprakarsai
oleh van Imhoff. Ketika itu sedang mengadakan perjalanan turne, ia
mendapat laporan dari penduduk yang menyebutkan bahwa terdapat sumber
air panas di suatu tempat di Cipanas. Contoh air yang khabarnya bisa
menyembuhkan berbagai penyakit itu kemudian dibawa ke Batavia. Setelah
diketahui bawa air panas itu memang mengandung zat belerang dan besi,
dan dapat menyembuhkan penderita-penderita yang sulit disembhkan di
Batavia, maka van Imhoff memutuskan untuk membangun sebuah gedung
kesehatan di sekitar sumber air panas tersebut.Pembangunan kemudian
terhenti di tengah jalan karena beayanya lebih tinggi dari yang
disediakan. Kurang diketahui oleh siapa, kapan dan bagaimana istana itu
diselesaikan, tetapi menurut catatan, pemblian tanah dilakukan pada
tahun 1740.
Pada jaman Kompeni, gedung kesehatan ini dapat menampung kira-kira 30
anggota militer yang memerlukan perawatan dan dapat memanfaatkan sumber
air mineral dan udara pegunungan yang dingin dan bersih. Alamnya yang
luas, lingkungannya yang ditmbuhi pohon-pohon yang tinggi besar an penuh
daun-daunan, mata air yang hangat bersuhu 43 derajat Celcius dan
mengandung mineral, udara yang sejuk yang dapat turun sampai di bawah 10
derajat Celcius – semuanya itu membuat Cipanas menjadi tempat
persinggahan yang akan tetap dkenang. Akhirnya para Gubernur Jenderal
menggunakan tempat itu sebagai tempat istirahat. Bangunan istana yang
tidak begitu nyata kelihatan dari jalan itu makin lama makin diperbaiki
dan diperbesar. Malahan beberapa pembesar menjadikan istana Cipanas
sebagai tempat tinggal keluarga.
Misalnya Thomas Stamford Raffles, seperti juga Daendels, pada masa
dinasnya menempatkan beberapa ratus orang ditempat itu. Sebagian bekerja
dikebun apel atau kebun bunga, sebagian bekerja di pabrik penggilingan
padi , sebagian lagi mengerjakan peternakan sapi, biri-biri dan kuda.
Belum lagi orang-orang yang dipekerjakan untuk mengurus rumah tangga
istana dan halamannya. Untuk merka khusus dibangun perkampungan yang
tidak jauh dari gedung induk.
Juga Komisaris Jenderal Leonard Pieter Josef du Bus de Gisignies senang
mandi air belerang yang dipakai sebagai obat lelah karena kehidupannya
yang berat. Sekretarisnya, Willem van Hogendrop,menulis kepada ayahnya
di Holland:
“orang tidur disini dengan selimut wol an menggigil tiap pagi karena
kedinginan. Tetapi disini kami mempunyai mata air panas berbeerang yang
berlimpah-limpah, yang sangat menyenangkan dan yang memanaskan keliling
kami. Sumber airnya dipanaskan di bagian dalam dinding-dinding gunung
Gede, yang sekali-sekali mengeluarkan asap dengan batu-batu lava
kecil-kecil ……..”.
Seperti waktu jaman penjajahan, peranan istana Cipanas setelah masa
kemerdekaan tidaklah besar. Peranannya dalam sejarah perjuangan bangsa
pun tidak sebesar istana-istana Presiden lainnya. Ada juga beberapa
kisah yang menarik di tinjau dari sejarah. Ruang makan di gedung induk
pernah di pakai sidang oleh Presiden Soekarno yang hasilnya menetapkan
perubahan nilai uang dari Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,-. Ini terjadi pada
tahun 1965, pada waktu Frans Seda menjabat Menteri Keuangan.
Gedung Bentol bukannya satu-satunya bangunan yang ada dihalaman istana
Cipanas yang luasnya 25 hektar itu. Selain gedung induk seluas 900 m2,
terdapat 22 bangunan lainnya yang seluruhnya kalau dijumlah mencapai
luas 5850 m2, sebagian dipakai untuk kantor, sebagian lagi untuk
tempat-tempat penginapan.
Presiden Soeharto dan keluarga sekali-sekali singgah di istana Cipanas
Untuk mandi belerang dan menggunakan paviliyun di belakang istana yang
khusus tersedia untuk kepala Negara dan keluarga.
Pada waktu ini gedung istana Cipanas jarang dipakai, tetapi tetap
dirawat dengan baik. Karena perbaikan-perbaikannya diadakan secara
berkala, maka keadaanya masih seperti waktu pertama dibangun.
Arsitekturnya mempunyai ciri yang khas, sehingga mempunyai daya tarik
tersendiri bagi para pengunjung. Segi lainnya yang juga menarik adalah
koleksi lukisan yang ada disana yang berjumlah sekitar 300 buah.
Walupun jarang dipakai, tetapi sekali-kali dipakai juga sebagai tempat
singgah, seperti yang dilakukan oleh Ratu Yuliana sewaktu berkunjung ke
Indonesia tahun 1971.
Istana Bogor
Bogor, Jawa Barat
Dibangun pada tahun 1744
Wajah Istana Bogor sekarang ini agaknya tidak banyak berbeda dari
ketika dibangun kembali tahun 1850. Kompleks istana yang 24 hektar ini
halamannya ditumbuhi oleh kira-kira 100 pohon besar, sebagian setua
bangunan itu, dan ada pula yang lebih tua lagi. Di padang rumputnya yang
membentang luas tampak berkeliaran rusa-rusa yang jumlahnya sekitar 200
ekor, berasal dari enam pasang rusa adri Asia Daratan yang mula-mula
didatangkan di istana tersebut pada tahun 1811. Rusa-rusa yang jinak itu
menciptakan suasana santai, serasi benar dengan angsa-angsa yang sering
berkecimpung dalam kolam-kolam di belakang dan depan istana yang penuh
ditumbuhi bunga teratai. Gedung megah yang seakan-akan terbenam
ditengah-tengah kehijauan tropis ini memang tepat untuk tempat mengungsi
dari udara panas dan kesibukan kota Jakarta. Tidak heran kalau tanah
itu telah dipilih oleh Gubernur Jenderal Belanda G.W. Baron van Imhoff
untuk tempat mendirikan pesanggrahannya pada tahun 1745.
Walaupaun sejak awal abad 18 kota Batavia (Jakarta) mulai berkembang
menjadi daerah yang indah untuk tempat tinggal, tetapi hawa Batavia
agaknya selalu panas bagi orang Belanda. Sejak itu banyak diantara
mereka mencari tempat-tempat peristirahatan di luar kota yang hawanya
lebih sejuk, seperti yang dilakukan van Imhoff mendirikan pesanggrahan
yang diberi nama Buitenzorg (san souci, tanpa urusan). Nama Buitenzorg
kemudian dipakai untuk menyebut perkampungan yang ada disekitarnya.
Pada waktu mulai dibangun, rancangan bentuknya bukanlah seperti Istana
Bogor yang kita kenal sekarang. Van Imhoff membuat sketsa bangunan itu
dengan mengambil model Istana Blenheim, tempat kediaman Duke of
Marlborgh dekat kota Oxford, di Inggris. Ia rajin membangunnya, tetapi
sampai ia diganti pada tahun 1750, bangunan itu masih jauh dari selesai.
Malahan pembrontakan rakyat Banten antara tahun 1750-1752,
mengakibatkan pesanggrahan van Imhoff menjadi korban. Pada tahun 1752
pasukan-pasukan Banten menyerang Kampoeng Baroe dan membakar semua yang
dapat dimakan api. Rakyat Banten merasa dirugikan karena daerah Cisadane
yang banyak memberikan hasil bumi telah diserahkan kepada Kompeni atau
Ratu Syarifah, yang menguasai Kesultanan Banten pada waktu itu.
Terjadilah pembrontakan di bawah pimpinan Kiai Tapa dan ratu bagus
Buang, dua pahlawan yang bertempur dengan gagah berani melawan Kompeni
tetapi akhirnya terpaksa kalah dan menyingkir kearah timur, perjanjian
pada akhir perang tersebut menetapkan bahwa Kesultanan Banten menjadi
rampasan Kompeni.
Akibat serangan pasukan-pasukan Banten, pesanggrahan di Butenzorg
mengalami kerusakan sangat besar. Pengganti van Imhoff, Yacob Mossel,
membangun kembali dengan tetap mempertahankan bentuknya yang semula,
sebab seorang anggota Dewan Hindia menasehatkan agar bentuknya jangan
dirubah mengingat bangunan Buitenzorg adalah replica dari istana
Blenheim.
Langganan:
Postingan (Atom)