Istana Negara
Jakarta
Dibangun pada tahun 1796
ISTANA NEGARA
Indonesia yang luas, dengan sejarah masa lampau yang panjang dan
beragam, mempunyai ratusan istana yang tersebar di seluruh penjuru, yang
dahulunya dihuni oleh raja-raja yang pernah berkuasa di daerah-daerah
itu. Tetapi hanya ada 6 (enam) istana yang dapat disebut sebagai istana
Presiden. Enam istana itulah yang menjadi saksi gejolak perjuangan
bangsa Indonesia dari masa kemasa, masing masing dengan kisahnya yang
bercorak tersendiri.
Istana Negara dan Istana Merdeka di Jakarta memegang peranan penting
dalam proses pengambilan keputusan untuk rakyat Indonesia, baik di jaman
Belanda, Inggris, Jepang maupun setelah kemerdekaan.
Istana Negara, yang usianya sekitar tiga perempat abad lebih tua dari
istana Merdeka, mula-mula tempat kediaman pribadi seorang warganegara
Belanda biasa. Sejak tahun 1816 gedung itu memainkan peranan sebagai
istana para pembesar tertinggi Hindia Belanda, yakni setelah Komisaris
Jenderal Belanda G.A.G.P. Baron van der Capellen memilih gedung itu
sebagai tempat kediamannya.
Gedung Istana Negara semula terkenal dengan sebutan “Hotel Gubernur
Jenderal” karena digunakan sebagai penginapan di samping sekaligus
menampung sebagian dari kesibukan Sekretariat Umum pemerintah Belanda.
Tetapi dalam perjalanan masa, bangunan itu dirasa kurang mencukupi,
sehingga didirikanlah gedung baru di pekarangan belakangnya yang
menghadap ke Koningsplein (sekarang Medan Merdeka). Gedung yang selesai
pembangunannya tahun 1879 ini sekarang dikenal sebagai Istana Merdeka.
Dengan hapusnya penjajahan dari bui Indonesia, kedua istana itupun
menjadi milik bangsa Indonesia dan menjadi pusat upacara-upacara
kenegaraan yang menyangkut kehidupan Negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar