Istana Negara Yogyakarta
Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
Dibangun pada tahun 1911
Istana Kepresidenan Yogyakarta terletak di ujung selatan jalan Akhmad
Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kotamadya Yogyakarta.
Kompleks Istana yang berada pada ketinggian 120 meter dpl. ini dibangun
di atas lahan seluas 43.585 M2. Terletak di pusat keramaian kota,
jantung kota Yogyakarta, menghadap ke timur berseberangan dengan Museum
Benteng Vredeburg, bekas benteng belanda.
Istana kepresidenan Yogyakarta dikenal juga dengan nama Gedung Agung
atau Gedung Negara. Penamaan itu berkaitan dengan salah satu fungsi
gedung utama istana, yaitu sebagai tempat penerimaan tamu-tamu agung.
Istana ini merupakan salah satu istana dari keempat istana kepresidenan
lainnya, yang memiliki peran amat penting dalam sejarah perjuangan
kemerdekaan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Secara umum, proses pengembangan bagian-bagian Istana Kepresidenan
Yogyakarta tidak banyak berubah, baik dari gedung induknya: Gedung
Agung, juga wisma -wismanya seperti Wisma Negara, Wisma Indraphrasta,
Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu, dan Wisma Saptapratala.
Selain keempat wisma tersebut, sejak 20 September 1995, kompleks Seni
Sono seluas 5.600 meter persegi yang terletak di sebelah selatan, yang
semula milik Departemen Penerangan, kini menjadi bagian dari Istana
Kepresidenan Yogyakarta. Cukup lumayan dilakukan penataan ulang terhadap
istana ini; contohnya Ruang Kesenian direnovasi, kursi-kursi dan lampu
hiasnya diganti. Dari segi perabot / perlengkapan tampak kesesuaian
antara fungsi kamar / ruang dengan perabotan / peralatan yang
mengisinya, bahkan termasuk benda - benda seni bernilai tinggi yang ada
di dalamnya.
Sejak didirikan dua abad yang lalu hingga kini, Gedung Induk kompleks
Istana Kepresidenan Yogyakarta tidak pernah berubah; bentuknya sama
seperti ketika selesai dibangun pada tahun 1869. Ruangan Induknya
disebut Ruang Garuda dan berfungsi sebagai ruang resmi penyambutan tamu
negara atau tamu agung yang lain. Di ruangan ini pulalah kabinet
Republik Indonesia dilantik tatkala ibu kota negara pindah ke
Yogyakarta. Pada dinding ruangan yang bersejarah ini tergantung
gambar-gambar pahlawan nasional, di antaranya adalah gambar Pangeran
Diponegoro, R.A. Kartini, Dokter Wahidin Soedirohusodo, dan Tengku Cik
Di Tiro.
Di sisi selatan Gedung Induk terdapat Ruangan Tidur Presiden beserta
keluarga, sedangkan di sisi utara terdapat kamar tidur yang disediakan
bagi Wakil Presiden beserta keluarga, dan bagi tamu negara atau tamu
agung yang lain beserta keluarga.
Di bagian depan kanan Gedung Induk terdapat ruangan yang diberi nama
Ruang Soerdiman untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman
dalam memimpin gerilya melawan Belanda. Di ruangan inilah dulu Panglima
Besar Soedirman mohon diri kepada Presiden Soekarno, untuk meninggalkan
kota dalam rangka memimpin perang gerilya melawan Belanda. Di bagian
kiri gedung utama terdapat ruangan yang diberi nama Ruang Diponegoro,
untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Dalam
ruangan ini tampak pula lukisan / foto beliau sedang berkuda.
Dari Ruang Garuda ke arah belakang terdapat ruangan besar yang lain,
yaitu Ruangan Jamuan Makan, tempat jamuan makan bagi tamu negara atau
tamu agung yang lain. Di belakang ruangan jamuan makan terdapat ruangan
luas, yang berfungsi sebagai Ruangan Pertunjukan Kesenian.
Masih tentang bangunan-bangunan yang ada di Istana Yoyakarta ini,
bangunan lain adalah Wisma Negara; wisma ini dibangun pada tahun 1980.
Wisma ini dimaksudkan untuk para menteri dan rombongan tamu negara.
Bangunan ini bertingkat dua dan mempunyai 19 kamar. Setiap kamarnya
dihiasi dengan lukisan serta benda seni lain yang sesuai dengan
fungsi-fungsi kamarnya, terutama untuk beristirahat.
Selain Wisma Negara, terdapat Wisma Indraphrasta. Wisma ini merupakan
wujud bangunan asli kantor Asisten Residen Belanda, penggagas bangunan
yang kini menjadi istana ini. Di kiri dan kanan belakang bangunan utama,
di dekat Ruang Kesenian, adalah Wisma Sawojajar dan Wisma Bumiretawu.
Wisma Sawojajar,di sebelah utara, disediakan bagi petugas atau rombongan
staf Presiden atau tamu negara, sedangkan Wisma Bumiretawu disediakan
bagi ajudan serta dokter pribadi Presiden atau ajudan dan dokter pribadi
tamu negara. Wisma Saptapratala terletak di sebelah selatan,
berseberangan dengan Wisma Bumiretawu . Wisma ini disediakan bagi
petugas-petugas dan para anggota rombongan presiden atau tamu negara.
Kompleks Seni Sono mulai dipugar tahun 1995 dan terdiri dari gedung
auditorium, gedung tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni, gedung
pameran dan perkantoran. Auditorium ini semula adalah gedung Seni Sono
yang dibangun pada tahun 1915 dan diperuntukkan sebagai tempat
pertunjukkan kesenian terpilih yang berkaitan dengan acara kenegaraan.
Gedung yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda
seni semula adalah bangunan kuno yang dibangun Belanda pada tahun 1911
dan terakhir digunakan sebagai kantor PWI / Antara. Bangunan yang
diperuntukkan gedung pameran dan perkantoran semula adalah bangunan
Kantor Departemen Penerangan.
Biasanya, Pintu Gerbang Utama Kompleks Istana Yogyakarta "dijaga" oleh
dua buah patung besar Dwarapala yang juga disebut Gupala, masing-masing
setinggi dua meter. Kedua patung ini berasal dari salah satu tempat di
sebelah selatan Candi Kalasan. Di halaman istana, di depan Gedung Induk,
tampak sebuah monumen yang terbuat dari batu andesit setinggi 3.5
meter; namanya Dagoba, yang berasal dari Desa Cupuwatu, di dekat Candi
Prambanan. Orang Yogyakarta menyebutnya Tugu Lilin karena Tampak seperti
lilin yang senantiasa menyala, melambangkan kerukunan beragama, yaitu
agama Hindu Ciwa dan agama Budha: agama Hindu Ciwa dilambangkan dengan
Lingga, yang menopang stupa sebagai lambang agama Budha.
(Istana Kepresidenan RI, Sekretariat Presiden RI,2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar