Hampir semua bocah laki-laki menyukai mainan mobil-mobilan. Siapa sangka
jika hampir semua mainan mobil-mobilan kayu yang dijual di pasar DKI
Jakarta, merupakan hasil kerajinan tangan pabrik U.D Senang Anak milik
Pak Marsa'ad.
"Saya mulai usaha ini tahun 1977. Awalnya iseng-iseng karena kerjaan saya sebelumnya bangkrut," ujar Marsa'ad ketika ditemui di tokonya, Kalibata, Jakarta,
Inspirasi pria berusia 57 tahun ini datang dari keinginannya untuk membuat usaha yang dapat menyenangkan anak-anak.
"Saya pikir, siapa sih yang tidak suka mainan mobil-mobilan," ujar Marsa'ad.
Dengan
modal sekedarnya, pengusaha yang memiliki nama asli Umar ini mulai
membuka usaha ini. Ia kemudian bekerja sama dengan pemilik lahan di
Kalibata untuk membuka toko disana.
"Jadi saya kerjasama dengan
pemilik lahan. Dia sediakan lahan, saya produknya. Sistem pembagiannya
dengan bagi hasil," jelas Marsa'ad.
Pabrik mainan ini terletak di
wilayah Karawang. Pabriknya pun bukan pabrik besar dengan teknologi
canggih, melainkan pabrik industri rumahan.
"Jadi di Karawang, saya menerapkan sistem pesan borongan pada pabrik-pabrik rumahan disana," ujar Marsa'ad.
Sistem
pesan borongan yang dimaksud Marsa'ad adalah sistem beli berdasarkan
unit, dan pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah unit yang dibuat.
Dalam terminologi modern, sistem beli putus ala pak Marsa'ad ini mirip
dengan sistem outsourcing.
"Karena kalau pakai sistem
gaji agak repot. Kalau mereka lagi malas, hasil unitnya sedikit, saya
tetap harus menggaji mereka," jelas Marsa'ad.
Mekanisme produksi
yang tidak terintegrasi inilah yang dipertahankan oleh Marsa'ad selama
30 tahun lebih. Dalam perjalanannya, rupanya dengan mekanisme seperti
itu, usaha pak Marsa'ad pernah mengalami kejayaan.
"Jumlah
pengrajin kami pernah mencapai 200 orang. Ketika itu produksi sangat
banyak sekali, bahkan sampai diekspor ke Belanda, Jerman, Australia dan
Jepang," papar Marsa'ad.
Ketika itu pun produk kerajinan ala pak
Marsa'ad ini dijual di berbagai kota di Indonesia seperti Bekasi, Bogor,
Tangerang, Palembang, Cirebon hingga Semarang.
"Sampai sekarang
pun sebenarnya permintaan masih sangat tinggi, namun tidak bisa kami
penuhi karena pengrajin kami saat ini jumlahnya tinggal 40 orangan,"
ujar Marsa'ad.
Menurut pak Marsa'ad, kondisi ekonomi menjadi
faktor utama yang menyebabkan penyusutan jumlah tenaga kerja pabriknya.
Jika dulu U.D Senang Anak mampu memproduksi 37 tipe mobil-mobilan, kini
berkurang separuh menjadi 18 tipe saja.
Penyusutan jumlah pengrajin juga memangkas produksi mainan mobil-mobilan menjadi maksimal 500 unit saja satu bulannya.
"Padahal, permintaan dari Belanda atau Jerman misalnya, mereka biasanya minta 200 unit sekaligus per negara," ujar Marsa'ad.
Masalah
tenaga kerja rupanya cukup menghambat pengembangan usaha pak Marsa'ad.
Sistem pabrik tidak terintegrasi yang telah berjalan selama 30 tahun
lebih mulai dipertanyakan oleh pak Marsa'ad.
"Dengan keadaan
seperti ini, saya berpikir untuk bikin pabrik. Namun modalnya cukup
besar sekitar Rp 300-500 jutaan. Modal tersebut untuk membeli gudang,
mesian dan sebagainya," ujar Marsa'ad.
Seandainya pabrik
terintegrasi sudah terwujud, tentu masalah-masalah ketenagakerjaan dapat
lebih dikendalikan. Apalagi menurut Pak Marsa'ad, dari segi permintaan
jumlahnya sangat tinggi, jadi prospek usaha ini ke depan bukanlah suatu
hal yang perlu dikhawatirkan.
"Buktinya, di tengah kenaikan BBM seperti ini, ketika kami menaikkan harga jual, permintaan tidak berkurang," ujar Marsa'ad.
Saat
ini harga jual produk pak Marsa'ad berkisar antara Rp 35 ribu hingga Rp
175 ribu per unitnya. Modal yang dibutuhkan berkisar antara Rp 23 ribu
hingga Rp 125 ribu per unit.
"Namun untuk bikin pabrik, kami
terbentur modal. Ingin mengajukan ke bank, tapi kami tidak punya agunan.
Lagipula bank juga tidak percaya dengan usaha ini," ujar Marsa'ad.
Meski
memiliki pabrik masih menjadi impian, namun ia berharap dapat
mewujudkan cita-citanya suatu hari nanti, entah dengan modal sendiri
maupun bekerja sama dengan pemodal pihak luar.
Tertarik investasi disini:
Hubungi:
U.D Senang Anak
Jl Raya Pasar Minggu No 46, Kalibata Timur, Jakarta Selatan.
Marsa'ad alias Umar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar