Permainan futsal 24 jam itu berlangsung di lapangan Balubur, di bawah jalan layang Pasteur-Surapati (Paspati). Menurut juru bicara Rumah Cemara, Karmala Wardhani, para pemain timnya main bergantian melawan puluhan tim dari kalangan komunitas dan warga sekitar. "Sepak bola maraton ini nonstop mulai jam 5 sore kemarin," kata dia, Ahad, 23 September 2012.
Tim sepak bola Rumah Cemara, Bandung, diundang panitia turnamen untuk mewakili Indonesia. Beranggotakan 8 pemain dari 5 provinsi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara, mereka terpilih berdasarkan hasil seleksi di turnamen League of Change pada Februari 2012 di Bandung. Separuhnya penderita HIV-AIDS, selebihnya dari kalangan miskin perkotaan.
Sebelumnya, tim terancam gagal berangkat karena masalah pendanaan yang membutuhkan sekitar Rp 500 juta. Kini sudah terkumpul Rp 300 juta lebih sumbangan dari sponsor dan masyarakat. Turnamen tahun ini akan digelar di Meksiko pada 4-14 Oktober 2012.
Homeless World Cup merupakan kompetisi sepakbola internasional tahunan yang mempersatukan lebih dari 300 ribu orang yang punya masalah terpinggirkan dan ketunawismaan.
Turnamen itu membuka kesempatan sekali seumur hidup bagi mereka untuk bisa mewakili negara dan mengubah kehidupannya. Homeless World Cup didukung oleh UEFA dan klub-klub besar dunia serta pemain internasional seperti Manchester United, Real Madrid, Eric Cantona, Didier Drogba, dan Rio Ferdinand.
Pada Homeless World Cup 2011 di Perancis, tim Rumah Cemara berhasil meraih sejumlah prestasi yang mengharumkan Indonesia. Dalam kejuaraan street soccer tersebut, mereka berhasil menduduki peringkat ke-6 dari 64 negara peserta.
Selain mendapat penghargaan Best New Comer, salah seorang pemainnya, Ginan Koesmayadi, dinobatkan sebagai Best Player.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar