Minggu, 07 Oktober 2012

Kami Cinta Indonesia, Tetapi Kami Cinta Produk Malaysia


KBRN, Nunukan: Apabila kecintaan masyarakat di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Nunukan terhadap Indonesia, dikalahkan oleh murahnya harga kebutuhan pokok negeri Jiran Malaysia, termasuk penggunaan mata uang ringgit sebagai alat transaksi, tentu menjadi ironi yang mengkhawatirkan.
Wahyu, kepada Pro 3 RRI mengaku sengaja membeli barang produk Malaysia karena harganya lebih murah dan berkualitas dibandingkan dengan produk Indonesia. Sepanjang harga dan kualitas produk Indonesia dibawah Malaysia, jangan salahkan apabila Wahyu dan masyarakat lainnya menjatuhkan hatinya kepada Malaysia.
“Kami sangat berharap agar makanan yang masuk dari Indoensia lebih murah dan kualitasnya  lebih baik dari Malaysia. Sepanjang kualitasnya dibawah Malaysia,  kami sangat sulit memilih produk Indonesia. Kami memang cinta Indonesia, tetap kalau berbicara harga dan kualitas, kami tetap ke Malaysia,” kata Wahyu (30/5).
Sementara itu terkait dengan penggunaan mata uang ringgit yang merupakan mata uang Malaysia, Wahyu menjelaskan pengunaan uang ringgit sudah lumrah dikalangan masyarakat perbatasan.
"Iya senang menggunakan uang ringgit karena kalau di rupiahkan menjadi besar. Saya merasa enak saja dengan ringgit,” akuinya.
Kabupaten Nunukan merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menuju Negara tetangga. Bahkan dari  Sebatik hanya membutuhkan waktu 10 menit berjalan kaki menuju Malaysia.
Selama ini apabila dibandingkan dengan wilayah Malaysia, Indonesia jauh tertinggal.  Di Malaysia akses jalan bagus, fasilitas dan infrastruktur, serta kondisi kota-kota atau desa yang lebih maju. Sebaliknya desa-desa atau kota di wilayah Indonesia, umumnya terisolasi,  karena akses jalan darat belum terhubung. Tidak heran apabila aktivitas ekonomi masyarakat lebih banyak ke Malaysia. Di Kabupaten Nunukan, produk Indonesia hanya 20 persen dan 80 persen produk asal Malaysia justru menjadi konsumsi masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan. (Sgd/AKS)
(Editor : Agus K Supono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar